Blog orang Loksado

Selasa, 14 Oktober 2008

Kehidupan seringkali membawaku kedalam tidur tanpa mimpi
Tapi mimpi seringkali juga menyeret kehidupanku kedalam tidur
Begitu banyak impian...
Berjuta kenyataan dan hanya setitik harapan
Aku menyebutnya kenyataan sebuah mimpi

Aku ingin cinta yang seluas samudra raya
Yang seakan tanpa batas dan antara
Semerdu dentang lonceng gereja yang kudengar pagi ini
Seperti batu karang yang kokoh, yang tak lapuk oleh hujan dan air mata
Sepeti permata, kemilau yang selalu berharga
Seperti rembulan dan matahari,
Yang tak harus bersama untuk bisa saling melengkapi
Seperti hujan yang memadamkan setiap hati yang membara...

Kamis, 09 Oktober 2008

300908

Aku ga tau apa yg mesti kutulis hari ini,,,
Cukuplah sudah segala yang kualami u/ membuat ku mengerti. Ketika aku mencari, mencari dan mencari, dan hanya satu hal yang kutemui. Bahwa lawanku selama ini, bukan mereka yang membenci aku, bukan pula mereka yang senantiasa merenggut asa dan impianku. Apa yang kulihat di sana sungguh mengejutkanku. Oh... itu adalah aku sendiri...
Sekarang aku tidak tahu,
Aku tidak tahu bagaimana mengakhiri apa yang tak pernah aku mulai. Aku juga tidak tahu bagaimana mempertahankan apa yang tak pernah aku miliki. Dan bahkan aku tak mengerti, apa yang harus kuperjuangkan dari sesuatu yang sebenarnya tak pernah aku impikan.
Aku seperti menapaki jejak usang, yang kadang kurasakan masa itu sudah berlalu, dan jalan yang kuinginkan adalah jalan yang tak pernah mampu aku lewati.
Terkadang aku ingin menahan diri untuk tetap di titik ini, tapi aku bahkan tak bisa menahan langkahku sendiri...
Sulit bagiku untuk menyingkirkan setiap bayangan yang mengaburkan pandanganku. Ketika aku telah memantapkan hatiku u/ mu, dan ketika itu pula aku harus melakukan sesuatu untuk kehidupan di sekelilingku.
Haruskah kehidupan hanya berjalan sampai disini,,,? Atau segala impian hanya catatan usang yang sebentar lagi merapuh, kemudian berlalu bersama hembusan sang waktu...? Jika waktuku hanya sampai di sini, apa kah itu yang akan selanjutnya kusebut impian, atau bila memang aku harus berlalu melintasi lorong yang berbeda, masih layakkah kita bicara tentang harapan...?
Kuncup yang aku titip di hatimu, bilakah berkembang...
Bilakah menjadi layu dan kemudian terbuang,,,
Aku hanya ingin kau tahu...
Kar’na kau tak pernah menyadarinya.
290908

Kuakui aku bohong kalau aku bilang aku ngga suka sama kamu. Dan aku juga akui, memang sudah benar bila kita mampu berkata ‘ya’ u/ suatu pilihan yang baik. Namun bila memang ada jalan lain ke Roma, aku akan memilih tetap tinggal di sini...
Persahabatan bagiku tetaplah segalanya, dan cinta selalu datang di saat aku belum benar-benar membutuhkannya.
Maaf...
Menjalani dan mempertahankan cinta memang sulit, tetapi turut memberi kebahagiaan kepada orang yang peduli tentang hidup dan kehidupan itu lebih sulit. Dari itu, saat ini tidak ada hal yang lebih berharga dari pada sebuah pengertian, pengertian tentang apa yang saat ini kusebut masalah.
Bahwa yang saat ini kusebut masalah bukanlah siapa kamu, bukan pula siapa dia, tetapi siapa aku...
Lihat di sampingmu, siapa yang duduk di sana? Itu pertanyaan yang kuharap suatu saat juga kau tanyakan padaku. Hanya agar aku bisa katakan, bahwa di sampingku duduk seorang sahabat, yang juga kukasihi - bahkan sangat kukasihi - sama seperti kamu...
Aku mengerti sulit bagiku mengutarakan semua ini, bahkan lebih sulit daripada ketika aku harus mengakui perasaanku terhadapmu selama ini. Tapi sekali lagi bukan itu yang kusebut masalah. Aku adalah orang yang tak bisa menunggu, jadi kita tak perlu menunggu waktu untuk menjawab semua ini. Sudah tak mungkin bagiku u/ mempertanyakan sesuatu, baik rasa maupun cinta. Aku sudah kubur dalam-dalam semua impian itu, bersama malam yang panjang.

Jumat, 26 September 2008

Kita tidak bisa menahan lajunya jalan waktu,
telah pun hati di dilanda kebahagiaan...
Kita bahkan tidak bisa menyingkat waktu,
telah pun hidup didera kesedihan...

Semuanya tetap berganti,,,
Namun ku tak ingin hadirku tergantikan...

Minggu, 14 September 2008

Seperti matahari dikala duka,
ketika cinta itu diselimuti kehangatan,
maka biarkan ia mengisi segala bagian jiwa dengan energi kesempurnaan akal,
menata asa dengan reka dan logika, maka simpanlah bahagia itu walau tak berbagi,
seperti awan kelam disepanjang hari, ketika cinta itu berawan,
saat hati tak lagi mengerti akan kebesaran dan keindahan cinta,
maka jadikan kenestapaan itu milikku juga...

Catatan Sang Pecinta